Rabu, 07 April 2010

Catatan Perjalanan MAPALA Teknisi

Ketika kutapaki puncak gunung itu
Akhirnya kusadari
bahwa jalan setapak itu adalah hidup
Yang harus dijalani
Dan kemudian berujung pada pengakuan
Bahwa aku ini adalah seorang hamba atas Nya
(catatan lapangan : pendakian Bawakaraeng 1997)


Catatan 01 :
…Sebuah Idealisme…

Suatu waktu pertengahan tahun 1995. Kala itu Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan yang disingkat FPTK masih dibawah naungan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau IKIP adalah suatu fakultas yang juga memiliki lembaga ekstrakurikuler kemahasiswaan. Lembaga Kemahasiswaan antara lain ditingkat jurusan atau disebut dengan Himpunan mahasiswa jurusan terdiri dari 6 jurusan antara lain Elektro, Elektronika, Mesin, Otomotif, bangunan dan PKK atau (Pendidikan Kesejahtraan Keluarga). Ditingkat fakultas, terdapat lembaga kemahasiswaan yang dikenal dengan nama Senat Mahasiswa (SEMA) yang didalamnya terdapat utusan mewakili berbagai jurusan yang ada di Fakultas Teknik. Di dalam Lembaga Senat tersebut terdiri dari berbagai bidang atara lain penalaran, bakat dan minat serta kesejahteraan Mahasiswa. Ketiga bidang ini masing-masing mempunyai program yang sesuai dengan bidang masing-masing. Kehidupan berlembaga di kalangan Mahasiswa teknik saat itu sangat antusiatif beberapa mahasiswa teknik di pertengahan tahun 1995 dan 1998an tercatat sebagai ketua lembaga mahasiswa di tingkat Institut (sekarang: Universitas). Di tingkat Lembaga Institut terdapat pula Unit-unit lembaga kemahasiswaan atau yang sering disebut dengan UKM yang bergerak sesuai dengan bidang lembaga masing-masing. Terdapatlah UKM Pramuka, UKM Profesi, UKM Olah Raga, UKM Sintalaras, dan lain-lain. Selain lembaga intra kampus terdapat pula lembaga ekstra kampus diiantaranya HMI, PM11 dan lain-lain. Di Fakultas Teknik sendiri saat itu terdapat Kelompok Belajar Muslim (KBM).
Saat itu, dinamika lembaga kemahasiswaan di Fakultas Teknik sedang “gerah” dengan kegiatan yang selalu digelar di dalam kampus. Beberapa mahasiswa yang mempunyai keinginan untuk bebas dan selalu berkeinginan untuk mengembangkan diri akhirnya memilih untuk masuk di organisasi kepecintaalaman di tingkat Institut sebagian lagi kemudian berinisiatif untuk keluar kampus (baca : naik Gunung) dengan tujuan untuk rekreasi menikmati alam bebas. Hingga suatu waktu akhirnya mahasiswa mahasiswa yang sering “gaul” itu berkumpul dan sepakat untuk membentuk lembaga kemahasiswaan yang bergerak di bidang kepecintaalaman. Ditetapkanlah waktu pertemuan untuk membicarakan hal tersebut.
Akhir tahun 1995 beberapa mahasiswa yang terdiri dari berbagai jurusan berkumpul atas undangan yang beredar dari mulut ke mulut di Gedung Teknologi lantai I saat itu bertempat HMJ Bangunan dan Mesin. Pertemuan itu difasilitasi oleh oleh Irwansyah mahasiswa Mesin Angkatan 92, Muliadi, mahasiswa Bangunan Angkatan 92 dan Herman Suardi mahasiswa mesin 92. Dalam diskusi itu kemudian disepakati untuk membentuk lembaga mahasiswa kepecintaalaman di tingkat fakultas untuk menampung bakat dan minat mahasiswa di bidang kepecintaalaman, dalam diskusi itu pula akhirnya disepakati nama Teknisi Cinta Alam (TCA) Fakultas Teknik yang sebelumnya sempat diperdebatkan kata Teknisi itu karena adanya jurusan PKK yang merupakan jurusan dengan orientasi non-teknik tetapi pada akhirnya peserta rapat kemudian sepakat untuk tetap memakai Teknisi Cinta Alam sebagai nama organisasi tersebut.
Tindak lanjut dari pembicaraan itu dibentuklah panitia untuk medeklarasikan TCA di salah satu kawasan hutan di Maros tepatnya di Biseang Labboro. Perjalanan penelusuran ini berawal untuk melihat kawasan hutan yang di kenal dengan panorama yang indah. Dari hasil pembicaraan tersebut maka panitia inilah yang kemudian akan mengurus segala keperluan perjalanan dan saat itu terbentuklah panitia yang beranggotakan beberapa orang yang hadir di pertemuan itu. Ketua Panitia saat itu ditetapkan Asmar`A Mahasiswa jurusan Teknik Elektronika angkatan 95, Sekretaris Sapril, jurusan Elektro angkatan 95 dan bendahara adalah Titin Ratna Astuti mahasiswa 95 jurusan Elektronika dan beberapa orang dari berbagai fakultas. Disebarlah beberapa pengumuman di sudut-sudut kampus antara lain Teknolsatu di DH (sekarang FBS) dan Lab-lab Teknik serta PKK. Perjalanan penelusuran Hutan itu dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 1995 kemudian diabadikan sebagai hari lahirnya MAPALA Teknisi Fakultas Teknik UNM.



Catatan kedua :
Antara ada dan tak ada…
Proses Pendirian (1996 – 1999)



Setelah perjalanan pendeklarasian 1995 di Biseang labboro (Bislap), Maros, maka dipertengahan tahun 1996 diadakanlah pertemuan untuk membahas rencana-rencana pemantapan berdirinya organisasi ini. Dalam pertemuan tersebut dirumuskan struktur pengurus yang akan mengembangkan serta menjalankan organisasi ini. Kendala yang timbul adalah karena organisasi itu belum mendapat pengakuan baik di tingkat lembaga kemahasiswaan atau fakultas. Saat itu diusahakanlah agar lembaga ini dapat bergabung di Senat Fakultas tepatnya di bidang II yang mengurusi bakat dan minat mahasiswa. Akhirnya tahun itu pula keluarlah surat keputusan Senat Mahasiswa yang ditandatangani oleh ketua Senat periode 1996-1997. SK itu kemudian memutuskan S a p r i l sebagai ketua umum, Asmara sebagai Sekretaris dan bendahara Titin Ratna Astuti.
Pada perkembangan TCA (MAPALA Teknisi) tahun ini banyak menemui kesulitan, mulai dari pengakuan lembaga, kurangnya anggota, sekretariat, sarana dan prasarana serta kegiatan yang hanya berorientasi pada petualangan dan refresing-refresing akibat kejenuhan kuliah dan kepenatan akibat suasana kampus yang saat itu masih dipenuhi ‘semak’ dan ‘belukar’. Sebagai tahap awal hasil dari beberapa diskusi antar pengurus maka disepakati sebagai jalan keluar adalah untuk mengembangkan organisasi ini anggota dan Pengurus Harian harus “keluar untuk belajar”. Akhirnya para anggota kemudian masuk ke organisasi Pecintaalam yang lebih dahulu berdiri dan kemudian menimba ilmu serta menambah jaringan dan pengetahuan di bidang kepecintalaman. Pada proses ini terjadi “tidur sementara” sebagai konsekwesi dari proses mencari ilmu.
Dalam proses itu pertemuan-pertemuan yang berbentuk diskusi-diskusi baik di ruangan perkuliahan, di perjalanan pendakian atau sambil makan-minum sering dilakukan. Berbagai interpretasi akan kepecintalaman itu sendiri menjadi tema sentral. Sampai akhirnya para pionir TCA (MAPALA Teknisi) kemudian sepakat bahwa pencinta alam itu ternyata bukan hanya mendaki gunung, tebing, menyusuri sungai, laut, menempuh rimba tetapi kemudian akhirnya harus berakhir pada pertanyaan “apa manfaat semua itu?”, “manfaat untuk diri sendiri, terlebih bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat.”
Sebagai manifestasi dari pertanyaan-pertanyaan itu maka pencarian akan dikemanakan organisasi ini akhirnya dimulai. Berbagai informasi dan kegiatan di”lahap” sebagai bahan masukan untuk pengembangan organisasi bahkan harus berhadapan dengan gugurnya bebarapa mata kuliah di setiap semester bahkan teguran DO (Drop Out) serta gelar MAPALA, “Mahasiswa Paling Lama” pun harus diterima tetapi semua itu dijalani dengan idealisme bahwa suatu saat ke depan semua proses itu akan berguna baik secara pribadi atau secara kelembagaan.
Di periode ini proses kaderisasi dilakukan sebanyak dua kali menghasilkan dua angkatan. Angkatan II diberi nama Angkatan Bulu Rumbia menghasilkan 9 orang anggota dan angkatan III diberi nama Angkatan Biseang Labboro menghasilkan 11 orang anggota. Pemberian materi dilakukan di dalam dan di luar ruangan (In-Door dan Out Door Training), Pemberian materi diakhiri dengan prosesi pelantikan ‘adat’ MAPALA Teknisi yang waktu itu masih bernama Teknisi Cinta Alam (TCA).
Struktur kepengurusan diberi nama DPH (Dewan Pengurus Harian) yang diketuai oleh seorang ketua umum membawahi tiga devisi antara lain :
1. Devisi LH (Lingkungan Hidup)
2. Devisi PE (Petualangan dan Ekspedisi)
3. Devisi KO(Kaderisasi dan Organisasi)
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Aksi Hijau kampus I di Fakultas Teknik serta beberapa kali melakukan perjalanan gunung hutan, susur rimba di Sulawesi Selatan. Di bidang petualangan dan ekspedisi satu tim ekspedisi susur sungai di Bali berhasil dilaksanakan dengan sukses bekerjasama dengan Mapala Wanaprasta Dharma Universitas Udayana Bali.
Adapun logo/lambang saat itu ditetapkan seperti di bawah ini :

Ari dari logo itu adalah :
Pohon pinus berarti sebagai manifestasi kecintaan pada lingkungan Hidup.
Dua gunung merupakan simbol petualangan dengan kosmos laki-laki perempuan.
Tanda panah bertuliskan TCA mengarah ke pohom pinus adalah identitas yang menyimbolkan sejauh dan setinggi apa petualangan itu dilakukan suatu hari dan masa haruslah kemudian kembali sadar pada dasar dari organisasi bahwa semua itu adalah bagian dari “misi suci” pelestarian lingkungan hidup.
Sebagai kelengkapan identitas dibuatlah slayer/scraft berwarna hijau terang dan biasanya dipasang di kepala atau dileher.



Catatan 03 :
…mau kemana ?
Proses Pencarian identitas diri
(1999 – 2000)


Pada akhir tahun 1999 dikampus diadakan rapat Musyawarah Kerja III untuk memilih dan menyusun struktur organisasi yang baru, dalam Musyawarah kerja itu diputuskan Ketua Umum terpilih Alim Bachri mahasiswa Elektronika Angkatan 95 dan Sapril sebagai Sekretaris serta Kasmirawati mahasiswa Mesin angkatan 96 sebagai bendahara umum.
Dalam rapat musyawarah itu dibahas pula keinginan anggota untuk mengubah nama dan akhirnya diputuskan perubahan nama itu dari Teknisi Cinta Alam menjadi MAPALA Teknisi yang kemudian dilanjutkan dalam suatu perjalanan perekrutan anggota dan Pendidikan dasar (DIKSAR) angkatan IV (angkatan Lembah Ramma) pada tanggal 9 Oktober 1999 di lembah Ramma Tinggi Moncong, Malino, tepatnya di desa Lembanna. Perubahan nama dicetuskan seiiring dengan bertambahnya anggota dan besarnya keinginan anggota untuk merubah nama itu serta adanya konversi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan(FPTK) menjadi Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas Teknik (FT) maka angin perubahan pun diputuskan.
Struktur pengurus pada periode ini bernama Dewan Pengurus Harian (DPH) dengan membawahi tiga devisi yang terdiri dari :
1. Devisi SAR (Search and reque)
2. Devisi PE (Petualangan dan Ekspedisi)
3. Devisi LH (Lingkungan Hidup)
Kegiatan yang berhasil dilaksanakan pada saat itu adalah :
1. Penghijauan kampus (Aksi Kampus Hijau II)
2. Ekspedisi GAS I (Gede, Agung Semeru) yang dilaksanakan tim pendakian yang beranggotakan Janes, Alim Bahri, Iwan, Musdar, Iqbal di pulau Bali dan Jawa.
3. Koordinator II FKP3 (Forum Komunikasi Pecinta Alam Pemantau Pemilu)
Pada periode ini pula ditetapkanlah nomor register anggota yang dinamakan NRMT singkatan Nomor Register Mapala Teknisi. Penyusunan ini diurut mulai dari pendiri, angkatan pionir atau pertama menyusul angkatan I, II, dan III. Ditetapkan pula pola pengambilan nomor register anggota dengan sistem petualangan dan sistem Lingkungan Hidup. Pola Petualangan dilakukan dengan melakukan perjalanan pendakian Gunung, ekpedisi Rimba dan tebing, penyusuran sungai pantai dan hutan. Untuk pendakian gunung ditetapkan dengan batas diatas ketinggian 3000 meter di atas permukaan laut (mDPL) sedangkan untuk pola Lingkungan hidup ditetapkan harus melakukan pengijauan di suatu area tau kawasan tandus yang berukuran kurang lebih 1 Ha.
Pada periode ini dirumuskan pula logo baru dari perubahan nama dan akhirnya logo yang baru berbentuk sebagai berikut :







Arti logo :
Bingkai bulat bergaris emas (digambar; garis hitam) adalah simbol bumi tempat kita berpijak.
Tekstur merah putih adalah nusantara indonesia ibu pertiwi
Garis emas bingkai melambangkan akan kejayaan.
Gambar perpaduan simbol mata angin dan buah kalpataru merupakan perwujudan misi dan visi mapala teknisi menyatunya dua potensi antara petualangan dan kecintaan kepada Lingkungan Hidup.
Sebagai identitas bertuliskan hurup kapital MAPALA TEKNISI yang dihubungkan dengan dua titik baut kosmik keseimbangan sekaligus simbol ilmu keteknikan.
Ditetapkan pula warna Coklat Tanah simbol kesuburan yang menjadi warna baju PDH (Pakaian Dinas Harian) MAPALA Teknisi Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Sebagai kelengkapan organisasi dipilihlah warna oranye/jingga untuk warna slayer/scraft.




Catatan keempat :
…Sebuah titik terang
Proses Pemantapan Visi dan Misi
(2000 – 2001)


Pada pertengahan tahun 2000 diadakanlah restrukturisasi lembaga dilakukan pada akhir kepengurusan 1999/2000 melalui berbagai sarasehan para anggota Mapala Teknisi yang terdiri dari Dewan Pendiri, pembina serta DPH dan seluruh anggota membicarakan visi dan misi yang selama ini hanya mengacu pada intruksi dari dewan pendiri kemudian saat itu pertemuan difasilitasi oleh dewan pembina kemudian menghasilkan rancangan PO yang berisikan visi dan misi yang secara garis besar berisikan kepada pembentukan idealisme kepecintaalaman sejati yang kemudian pada implemetasinya diarahkan pada kesesuaian antara ilmu Teknik sebagai dasar dari Fakultas Teknik dengan idealisme pecinta alam sebagai wadah lembaga ini.
Akhirnya dalam Musyawarah Kerja III yang dilaksanakan di Basecamp Mapala Teknisi Gedung Teknologi 01 Parangtambung terpilihlah Ilham Sade mahasiswa elektronika 95 dengan nomor registrasi MT9500701 sebagai ketua umum, sebagai sekretaris Janes Mahasiswa Mesin 96 dengan nomor registrasi MT9904004AG dan bendahara Gusti Mahasiswa Elektro 97 dengan nomor registrasi MT9702303 dengan membawahi 3 devisi antara lain :
1. Devisi LH (Lingkungan Hidup)
2. Devisi PE (Petualangan dan Ekspedisi)
3. Devisi SAR (Search and resque)
Serta 3 biro pendukung antara lain :
1. Biro Kaderisasi
2. Biro Humas
3. Biro Logistik

Struktur organisasi inii kemudian disahkan oleh Dekan FT dengan diterbitkannya SK Dekan .
Kegiatan yang dilaksanakan pada periode ini adalah antara lain
1. Aksi hijau Kampus III di Fakultas Teknik
2. Ekspedisi GAS II dilaksanakan tim pendakian (Sapril dan Asmar`A) gunung Semeru, Jawa Timur.
3. Juara III Tingkat Nasional Rimba Raya yang diselenggarakan oleh Mapala UMI diikuti oleh dua Tim yang beranggotakan (Tim I: Musdar, Alim, Anwar, Tim II: Janes, Fendi dan Abdul Syukur DJ)
4. DIKSAR angkatan V di pegunungan Bulu Saraung Kab. Pangkep
5. DIKSAR angkatan VI di pegunungan Bulu Saraung Kab. Pangkep
6. Sarasehan Keluarga Besar Mapala TEKNISI di Basecamp Parangtambung.







Catatan 05 :
…haruskah Idealisme itu kembali redup?
Periode pengembangan
(2001 – 2002)


Sebagai organisasi yang terbilang baru di lingkungan Universitas Negeri Makassar khususnya di Fakultas Teknik, MAPALA Teknisi kemudian berkembang dengan pelaksanaan program kerjanya. Sebagai kebiasaan atau ‘adat’ MAPALA Teknisi, sarasehan masih sering dilaksanakan yang digelar pada akhir-akhir periode kepengurusan. Sebagai hasil dari sarasehan itu kemudian adalah dihasilkannya pola program kerja baru. Hal ini dibuat dikarenakan mengingat kesulitan dari gerak organisasi saat itu adalah dari segi keterbatasan dana dan fasilitas pendukung hingga akhirnya realiasi program kerja kemudian berbentuk LSM atawa Lembaga Swadaya Mahasiswa. Walau hanya dengan berbekal semangat “kumpul” dan idealisme “ketemanan” akhirnya pola yang disepakati untuk dilaksanakan adalah pola menjemput program. Pola ini kemudian direkomendasikan untuk dilaksanakan pada kepengurusan berikutnya mengingat faktor keterbatasan tadi. Perubahan struktur pun akhirnya mengikut kepada pola menjemput program dengan mengubah Devisi menjadi departemen tanpa adanya penambahan biro.
Akhirnya pada Musker IV terpilihlah Muh. Janes Malidu, Mahasiswa Mesin 96 dengan nomor registrasi MT9904004AG sebagai ketua umum, sebagai Sekretaris adalah Ali Sadikin Mahasiswa Elektronika 97 dengan nomor registrasi MT9703803 dan bendahara Suhaena Mahasiswa Elektro angkatan 97 dengan membawahi 3 Departemen.
Departemen yang dibawahi antara lain :
1. Departemen Advokasi dan Konservasi (Adkon)
2. Departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
3. Departemen Hubungan Masyarakat (Humas)
Pola ini kemudian membuka jalur kemitraan antara lain dengan LSM nasional seperti Wahana Lingkungan hidup (WALHI) sulsel, Lembaga Bantuan Hukum (LBH-Sulsel) devisi Hukum Lingkungan, Badan Pengandalian Dampak Lingkungan Daerah Sulsel (Bapedalda-Sulsel). Kemitraan ini dilakukan dengan melibatkan mereka dalam pemberian materi saat Pendidikan Dasar (Diksar) dilakukan. Tetapi kemudian masalah yang dihadapi adalah keterbatasan dana dan kemampuan personil yang tidak mendukung untuk lebih melaksanakan program kerja yang dijemput tadi. Sebagai contoh adalah saat WALHI Daerah Sulsel yang diketuai Ikrar Idrus pada tahun 2000 menawarkan kerja sama untuk advokasi Kawasan eksploitasi semen di wilayah kabupaten maros dan pangkep akhirnya terbentur akibat kurangnya kemampuan anggota untuk melaksanakan kegiatan ini disamping enggannya mahasiswa untuk keluar kampus untuk tugas ini.
Keterbatasan kemampuan SDM ini kemudian dijawab dengan menggelar Latihan Pemantapan (LAPAN) 2001. Lapan bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan Teknis tetapi juga untuk meningkatkan wawasan. Dari pemateri seperti SAR Sulsel, Walhi, Bapedalda, LBH, banyak hal yang baru dan berguna yang didapatkan. Latihan yang membutuhkan waktu sekitar 2 Bulan itu kemudian diharapkan dapat memberi masukan yang berarti bagi anggota khususnya dari segi pengembangan SDM, tetapi kemudian beberapa hari sebelum penutupan peristiwa 17 Mei 2001 terjadi. Perestiwa ini kemudian memusnahkan seluruh sekretariat/basecamp berikut arsip dokumen penting dan peralatan lapangan yang dengan susah payah dikumpulkan. Perestiwa mengerikan ini juga menghanguskan Piala kebanggaan MAPALA Teknisi bukti prestasi yang pernah diraih di tingkat nasional. Keadaan ini kemudian membawa banyak pengaruh kepada anggota berikut pengurus yang sebagian besar ikut ‘terlibat berjuang’ di garis depan. Sejarah kelam ini juga mencatat sebagai bukti kedamaian saat ini menjadi begitu sulit dinikmati padahal sejatinya kepecintaalaman seharusnya menjadi solusi yang menawarkan jawaban dan pesan akan begitu pentingnya memelihara rasa cinta diantara semua mahluk ciptaan Tuhan, sebagaimana yang tercantum dalam Kode Etik Pecinta Alam.
Kesedihan ini kemudian tak membuat organisasi ini padam seperti padamnya api yang membakar Basecamp dan fakultas Teknik tetapi kemudian menjadi pemicu maka dengan segenap semangat yang tersisa akhirnya hingga hari ini masih dijumpai MAPALA Teknisi dengan semangat baru. SALAM LESTARI.


“Tak ada kata Menyerah bagi seorang pejuang sejati”

Sabtu, 03 April 2010

Sejarah MAPALA Teknisi

MAPALA Teknisi FT UNM
N a m a
Organisasi ini bernama Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Teknisi Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
Sejarah
Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Teknisi FT UNM berdiri sebagai unit aktifitas kegiatan mahasiswa yang bernaung dibawah panji Fakultas Teknik UNM. MAPALA Teknisi berdiri sejak 13 Tahun yang lalu, tepatnya pada hari Senin, tanggal 9 oktober 1995 yang dicetuskan oleh tiga orang pendirinya, yaitu :
 Kanda Irwansyah S.Pd (Mesin Angk “92)
 Kanda Mulyadi, S.Pd (Bangunan angk “92)
 Kanda Herman Suardi S.Pd (Teknik Mesin angk “92)
Pendeklarasian organisasi ini dilaksanakan dikawasan wisata alam Biseang Labboro’ Kab. Maros dengan nama Teknisi Cinta Alam (TCA) dan diubah menjadi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Teknisi pada musyawarah kerja II tahun 1999 yang bertempat di ruang senat Mahasiswa Fakultas Teknik UNM
MAPALA Teknisi merupakan organisasi di tingkat Fakultas yang menampung bakat dan minat serta potensi Kepecintaalaman mahasiswa Teknik UNM dalam mengembangkan Tri dharma Perguruan Tinggi dengan visi yaitu “MAPALA Teknisi sebagai wahana intelektual untuk melahirkan teknokrat yang berwawasan lingkungan sebagai manifestasi dari potensi kepecintaalaman dan disiplin ilmu mahasiswa“ dan mempunyai misi yaitu ”untuk mengembangkan potensi mahasiswa dan kecendekiawanan yang berwawasan dan ramah lingkungan”
Dari visi dan misi tersebut diharapkan dari perjalanan organisasi ini MAPALA Teknisi dapat menjadi yang terbaik dan mencapai tujuannya yaitu “Terciptanya sumber daya anggota yang berkualitas yang mampu menyelenggarakan tugas struktural dan fungsional serta dapat mengimplementasikan potensi kepecintaalaman dan disiplin ilmu mahasiswa yang dimiliki sebagai teknokrat yang berwawasan dan ramah lingkungan “
Adapun maksud dari visi dan misi serta tujuan tersebut adalah mengkolaborasikan antara potensi kepecintaalaman dengan disiplin ilmu keteknikan agar tercipta sinergitas yang menjadikan seorang mahasiswa sekaligus teknokrat yang memiliki wawasan dan kepedulian akan kelestarian lingkungan hidup.
MAPALA Teknisi mendasarkan kegiatannya pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berwawasan almamater, berazaskan kekeluargaan dan bersifat RESOSIL (Rekreasi, Olagraga, Sosoal dan Ilmiah). Rekreasi berarti kegiatan untuk menikmati dan menghayati keindahan alam, Olahraga berarti kegiatan olah tubuh dialam bebas, Sosial berarti bahwa kegiatan MAPALA Teknisi berorientasi pada pengabdian masyarakat, sedangkan Ilmiah mruapakan kegiatan MAPALA Teknisi yang mencakup kegiatan pengembangan daya nalar untuk kepentingan kelangsungan lingkungan hidup.

Sistem Pembinaan dan Pengembangan Anggota
Dalam membina dan mengembangkan anggota MAPALA Teknisi terbagi dalam status keanggotaan yaitu: anggota muda, anggota tetap, anggota kehormatan, Anggota luar biasa. Sistem pendidikan yang digunakan bersifat khusus dan berkesinambungan:
a. Sistem rekruitmen, dengan menggunakan suatu pendidikan dasar (DIKSAR) sekali dalam setahun. Diksar ini terbagi menjadi diklat indoor untuk teori dan diklat out door sebagai aplikasinya.
b. Pendidikan dan pengembangan fase orientasi umum, setelah lulus Diksar dan diterima sebagai anggota muda MAPALA Teknisi, diadakan pengenalan-pengenalan lanjutan meliputi lingkungan hidup, materi keorganisasian dan olahraga alam bebas.
c. Pendidikan dan pengembangan fase spesialisasi, setelah melampaui fase orientasi umum, anggota muda dapat memilih bidang olahraga yang diminati untuk mendapatkan materi-materi pendalaman. Untuk materi lingkungan hidup dan keorganisasian merupakan materi wajib yang harus dipelajari.
d. Fase pengembangan bagi anggota secara keseluruhan melalui kegiatan-kegiatan MAPALA Teknisi
Dan disamping bidang-bidang kegiatan yang ada, MAPALA Teknisi juga mempunyai wadah lain bagi pengembangan pribadi anggota dan organisasi melalui media jurnalistik SETAPAK, yaitu Sajian berita Petualangan dan AdvoKasi dan Majalah Dinding BOULDER, sebagai sarana informasi dan komunikasi kepecintaalaman dan lingkungan hidup.

Fasilitas Bagi Anggota
Dengan menjadi anggota MAPALA Teknisi banyak manfaat yang bisa diperoleh. Setiap anggota mempunyai hak untuk menggunakan dan memanfaatkan fasilitas organisasi, diantaranya peralatan dan perlengkapan olah raga alam bebas, memanfaatkan perpustakaan dan dokumentasi MAPALA Teknisi, menambah pengetahuan tentang kepecintaalaman dan lingkungan hidup melalui terbitan-terbitan buletin Setapak dan majalah dinding Boulder, serta kesempatan-kesempatan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan MAPALA Teknisi maupun pihak-pihak luar baik tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional. Selain itu manfaat yang lain adalah dari segi pengelolaan dan manajemen organisasi.

Ketua Umum MAPALA Teknisi Berdasarkan Periodenya

1. Sapril, S.Pd (Elektro angk.95) (ketua umum periode 1996-1999)
2. Alim Bachry S.Pd (Elektronika angk.95) (ketua umum periode 1999-2000)
3. Ilham Sade S.Pd (Elektronika angk.95) (ketua umum periode 2000-2001)
4. Muh. Janes S.Pd (Jur. Mesin angk.96) (ketua umum periode 2001-2002)
5. Ilham Djafar A.Md (Elektronika angk.99) (ketua umum periode 2002-2003)
6. H a p r i (Jur. Elektronika angk.99) (ketua umum periode 2003-2004)
7. Husni Muhammad S.Pd (Mesin angk.99) (ketua umum periode 2004-2005)
8. Ibnu Munsir A.Md (Elektronika angk.01) (ketua umum periode 2005-2006)
9. Alamsyah Salim S.Pd(Elektronika angk.00) (ketua umum Periode 2006-2007)
10. David Nayoan (Mesin. Angk.03) (PAW ketua umum 2006 – 2007)
11. Syamsul Efendi (Otomotif angk.03) (ketua umum periode 2007-2008)
12. Munawir Thamrin (Mesin angk.04) (ketua umum periode 2008-2009)
13. Rifal Herman (Mesin angk.04) (ketua umum periode 2009-skrg)


Prestasi dan Kegiatan
Sampai dengan usianya yang hampir ke-13 tahun, prestasi-prestasi yang sudah diraih MAPALA Teknisi diantaranya:
• Penghijauan kampus (aksi kampus I) 1999
• Ekspedisi GAS I (pendakian gunung Gede, Agung, Semeru), 2000. Bidang pendakian dan observasi Taman Nasional Jawa Barat, Bali dan Jawa Timur).
• Juara III Tingkat Nasional Lomba Rimba Raya, 2000. Dilaksanakan oleh Mapala UMI
• Penghijauan Kampus (Aksi kampus II) 2000
• Ekspedisi GAS II (pendakian gunung Gede, Agung, Semeru), 2001. Bidang pendakian dan observasi Taman Nasional Jawa Barat, Bali dan Jawa Timur).
• Latihan dan Pemantapan (LAPAN) 2002, bekerja sama dengan BAPEDAL Reg. III, WALHI Sulsel, LBH Sulsel dan BASARNAS Prop. Sulsel
• Penghijauan kampus (aksi kampus III) 2002
• Juara I Tingkat Nasional Lomba Cross Country Wisata. 2002. Dilaksanakan oleh HIMA Geologi UNHAS.
• Pekan Peduli Lingkungan Hidup PPLH, 2002.
• Juara II Tingkat Nasional Lomba Napak Tilas,2003. Dilaksanakan oleh Mapala Univ. 45
• Pekan Pendidikan Lingkungan Hidup II Kab Sinjai, 2004
• Pekan Pendidikan Lingkungan Hidup III Kab Selayar, 2004
• Pekan Pendidikan Lingkungan Hidup IV Kab Soppeng, 2005
• Koord Forum Pemerhati Lembanna Mapala Se- UNM, 2006. Advokasi Kasus sengketa tanah Lembanna
• Pekan Pendidikan Lingkungan Hidup V Kota Parepare, 2006
• Pekan Pendidikan Lingkungan Hidup VI Kab. Polewali Mandar, 2008
• Pekan Pendidikan Lingkungan Hidup VII Kab. Jeneponto, 2009
• Pekan Pendidikan Lingkungan Hidup VII Kab. Maros, 2009
• Penelitian Berupa Observasi diberbagai Taman Nasional di Indonesia.
• Pendidikan: Pelatihan Dasar Pecinta Alam untuk tingkat SMU
• Lain-lain: Mengadakan kampanye stop Vandalisme, aksi sticker dan poster, Musik Hijau, dll. Memperingati hari lingkungan hidup se-Dunia

Minggu, 28 Maret 2010

Motto dan Ikrar MAPALA Teknisi FT UNM

MOTTO

“Cintailah ciptanNya,

Tunduk pada Penciptanya”

IKRAR

Kami Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Teknisi Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar menyatakan :

  1. Berkepribadian sebagai bangsa Indonesia dan pecinta alam
  2. Tunduk dan patuh terhadap peraturan- peraturan organisasi dan kode etik pecinta alam se- Indonesia
  3. Selalu menjaga nama baik organisasi dan almamater
  4. Menerapkan ilmu yang didapat menurut disiplin ilmunya dalam ruang lingkup pecinta alam
  5. Ikut bertanggung jawab, memelihara dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan
  6. Waspada terhadap keselamatan jiwa dan harta benda
  7. Jujur dan berfikir, berkata dan bertindak dengan baik
  8. Saling menghormati dan menghargai sesama anggota
  9. Merasa senasib dan sepenanggungan sesama anggota
  10. Bersedia dikenakan sanksi bila melakukan pelanggaran